Waspada! Minyak PKS PT Nusantara III, Bercampur Olahan Brondolan Sawit Mentah?

(Beondolan sawit mentah, saat mau diangkut pakai mobil.Foto: Jonson)

 

Asahan, metroindonesia.co.id – Pengiriman TBS (Tandan Buah Sawit) segar hasil panen dari Afdeling II PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) unit Kebun Sei Dadap, Kabupaten Asahan ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) diduga dicampur brondolan olahan buah mentah.

Informasi diperoleh brondolan hasil olahan buah mentah itu berasal dari tanaman kelapa sawit yang sudah ditumbang, di areal Afdeling II Kebun Sei Dadap karena telah memasuki tahap replanting.

Pantauan awak media, buah mentah diangkut dari areal tumbangan kelapa sawit, dikumpul dan ditumpuk di samping kantor Afdeling II Kebun Sei Dadap. Kemudian buah mentah tersebut diolah menjadi brondolan dengan cara diketek atau diperam terlebih dahulu dalam beberapa hari, setelah itu baru dibanting berulang – ulang dengan menggunakan gancu atau pun tojok hingga menjadi brondolan.

Sejumlah pekerja ditemui di lokasi pengetekan buah mentah di samping kantor Afdeling II Kebun Sei Dadap itu, Sabtu 20 Agustus 2021, membenarkan bahwa brondolan hasil olahan buah mentah dari areal kebun yang direplanting, diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS).

Sayangnya ketika mandor mengetahui, kegiatan muat brondolan hasil olahan buah mentah dipantau awak media, oknum mandor panen yang mangkal dan menghitung TBS dari warung di samping kantor Afdeling II, langsung melarang pekerja bongkar muat untuk tidak memuat brondolan yang sudah disusun dalam beberapa goni.

“Gak usah dimuat dulu, nanti aja. Karena ini masih mau diayak lagi,” kata salah seorang pekerja bongkar muat kepada rekannya yang telah memundurkan Truck dan membuka pintu samping guna memuat brondolan hitam, sudah dimasukkan ke dalam sejumlah goni, sembari menjelaskan kepada rekannya hal itu perintah mandor.

Ketika ditanya kenapa brondolannya tidak jadi dimuat ke dalam Truck ?, oknum Mandor panen terlihat gugup dan menyatakan tidak tahu menahu persoalan tersebut kenapa tidak jadi dimuat.

“Iya gak tau saya pak. Orang bapak kalo mau nanyak sama pimpinan lah jangan sama kami,” ujarnya seperti ketakutan.

Secara terpisah Mandor I Afdeling II Suhardiman dihubungi via WhatsApp menyampaikan bahwa buah mentah itu dibawa ke kantor untuk menjaga agar tidak menjadi tukulan yang tumbuh di lapangan serta menjaga supaya buah mentah tersebut tidak diambil dan dimanfaatkan oleh pihak ketiga. Intinya buah hitam itu dibawa ke kantor untuk diafkirkan, kata Suhardiman via WhatsApp.

Sementara Parapat, Asisten Afdeling II PTPN III Kebun Sei Dadap dikonfirmasi via telepon, Sabtu (21/08/2021) sekira pukul 17.00 Wib, membantah hal itu. Tidak benar itu pak, namun secara rinci nanti hari Senin bisa saya jelaskan. Karena lagi ada urusan. Terima kasih atas infonya, ujar Parapat singkat.(Jonson)

Recommended For You

Avatar

About the Author: metro indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *