Terkesan Di Anak Tirikan,Sejumlah Pelabuhan Di Lingga Kondisinya Memprihatinkan.

 

MetroIndonesia.co.id,- Jauh dari hingar-bingar keramaian, Kabupaten Lingga di juluki Negeri Bunda Tanah Melayu. Kabupaten yang masuk zona Provinsi Kepri itu, di kenal dengan tempat Destinasi wisata Alam begitu mempesona . Pantai Dungun di Desa Teluk dan Air Terjun di Desa Resun serta masih banyak lagi wisata Alam lainnya menjadi kebanggaan masyarakat kabupaten Lingga.

Negeri Bumi Bunda Tanah Melayu, juga memiliki ratusan tempat bersejarah sebagai objek wisata. Situs -situs bersejarah tersebut merupakan peninggalan Kesultanan Kerajaan Melayu Riau -Lingga pada tahun 1878, layak untuk dijual menjadi wisata religi kepada wisatawan luar.

Secara geografis Kabupaten Lingga terletak di sebelah timur laut cina selatan dan sebelah barat laut Idragiri Hilir,dengan jumlah penduduk lebih kurang 105.000 jiwa, berdasarkan data aggregat tahun 2020.

Masyarakat kabupaten Lingga patut bersyukur di anugerahi keindahan Alam begitu eksotis ,tak ayal keindahan panorama alam Lingga kerab membuat decak kagum para wisatawan yang datang berkunjung.

Untuk sektor kemaritiman, 95 persen dikelilingi lautan luas. Hanya 5 persen daratan atau sekitar 44.000.00.Km2.
Perbandingan tersebut tentu dapat di jadikan referensi sebagai rujukan ,bahwa daerah kabupaten Lingga secara nasional berada pada posisi cukup strategis, terutama dalam bidang kemaritiman.

Celakanya potensi wisata Sejarah dan Potensi Wisata Alam yang di miliki daerah ini,belum sepenuhnya di dukung oleh sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai. Padahal pembangunan dermaga sejatinya menjadi skala prioritas dalam perencanaan pembangunan Daerah.

Karena Dermaga atau pelabuhan merupakan salah satu sarana dan prasarana infrastruktur, sangat di butuhkan seluruh masyarakat berdomisili di daerah kepulauan dan merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Salah seorang warga Desa Pulau Bukit ketika di Temui Media Metro Indonesia ,Juma’at (5/3/2021) mengatakan, kurangnya perhatian Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat, menjadi kendala bagi masyarakat untuk melakukan aktifitas . Pelabuhan tempat bersandar kapal yang ada pada saat ini menggunakan kayu bulat di pancang secara gotong royong sesama warga ujarnya.

Karena termakan usia, lama kelamaan material kayu untuk pelabuhan lepas dari tempat semula akibat lapuk di makan usia imbuhnya.

Akibatnya kapal penumpang (ferry ) merupakan kapal transfortasi masyarakat tidak bisa singgah ke pulau Bukit sebelum pelabuhan di lakukan renovasi . Keputusan itu sangat wajar meski melukai warga pulau bukit. Sebab jika dipaksakan untuk berlabuh sangat beresiko, bahkan bisa berakibat fatal ungkapnya.

Sesuai dengan azas manfaat , dermaga atau pelabuhan ,jelas memiliki peran penting dalam rangka meningkatkan geliat ekonomi masyarakat di suatu daerah,pelabuhan juga merupakan pintu gerbang bagi para investor yang ingin berinvestasi

Namun yang di rasakan oleh sebagian masyarakat di kabupaten Lingga justru berbanding terbalik, pasalnya Sebahagian besar pelabuhan yang tersebar di Kabupaten Lingga kondisinya memprihatinkan. “Jangankan untuk kapal penumpang, untuk kapal cargo saja sulit”.

Melihat kondisi itu operator Armada laut, kapal ferry, khusus melayani rute Tanjung Pinang -Kabupaten Lingga kini mulai was-was saat menyinggahi pulau-pulau kecil karena kondisi pelabuhan menebar ancaman .

Hal itu disampaikan Muhammad Novi, Kamis 4/3/2021.Menurut pria akrab di sapa CAP itu, jika harus berlabuh di suatu pulau harus berhati-hati karena kondisi pelabuhannya sangat parah.

Tempat terpisah , pelaksana tugas harian Kantor Syahbandar Kecamatan Senayang ,Azwar, kepada Metro Indonesia .co.id. menjelaskan prihal kondisi pelabuhan di Lingga.

Pria yang di kenal memiliki sikap tegas dalam melaksanakan fungsinya saat mengawasi tertib lalu lintas di perairan pelabuhan dan alur pelayaran. Tetapi pihaknya tidak bisa memastikan apa pelabuhan tersebut masih layak atau tidak karena harus punya data valid.

Tentu harus turun kelapangan untuk melakukan pengecekan langsung ,artinya tidak bisa di duga- duga tanpa ada data ujar Azwar.

Namun demikian masalah layak atau tidaknya kapal bersandar di satu pelabuhan ,seorang Nakhoda sudah paham tentang kondisi pelabuhan untuk di singgahi terangnya

Lebih lanjut Azwar menegaskan bahwa Pihak Syahbandar hanya mengeluarkan Surat Izin Belayar (SIB):terhadap setiap armada atau transportasi laut yang memenuhi persyaratan, setelah di lakukan proses pemeriksaan terhadap kondisi kapal serta di dukung oleh cuaca laut ungkapnya.

Kendati demikian pihak nya tetap menghimbau sekaligus mengingatkan nakhoda agar selalu hati-hati dan waspada dalam setiap kondisi ,karena Nakhoda nontabene adalah orang yang paling bertanggung jawab di atas “DEK KAPAL” ujar Azwar.

Salah satu penumpang kapal ferry yang tidak mau namanya di tulis,ketika dimintai tanggapannya mengatakan bahwa pelabuhan di kabupaten lingga yang layak di singgahi kapal ferry adalah pelabuhan Senayang, pelabuhan Sei Tenam ,Pelabuhan T.Buton dan Pelabuhan Jagoh.

Sementara yang sudah rusak parah adalah , pelabuhan Pulau Bukit, pelabuhan Tajur Biru, Pelabuhan Sebong ,Pelabuhan Tajur Resun dan Pelabuhan Suak Buya ,harus segera di perbaiki sebelum memakan korban.

Keterbatasan dan ketidak mampuan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kabupaten Lingga menjadi penyebab pelabuhan itu tidak bisa di perbaiki.

Pemerintah pusat maupun Provinsi terkesan apatis dan tutup mata terhadap nasib masyarakat berdomisili di daerah kepulauan. Pada dasarnya masyarakat yang menghuni pulau -pulau hanya ingin pemerintah membangun sarana dan prasarana yang memadai agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.

Infrastruktur yang memadai, merupakan penunjang Parawisata bagi masyarakat Kabupaten Lingga

“Kami berharap kepada pemerintah Provinsi maupun pemerintah Pusat agar segera membangun pelabuhan yang layak, sehingga pada gilirannya nanti masyarakat bisa terbebas dari jeratan kemiskinan dan bangkit dari himpitan ekonomi..

Hasil investigasi wartawan Metro Indonesia.co.id,Kamis (5/ 3) kondisi pelabuhan untuk naik turun penumpang sangat memprihatinkan karena sudah menyebar ancaman.

Berdasarkan kondisi tersebut, tidak ada alasan pemerintah Pusat maupun Provinsi untuk menunda-nunda membangun pelabuhan di pulau Lingga ,karena Dermaga memiliki peran penting dalam menunjang aktifitas masyarakat dalam membangun kelancaran ekonomi.Pungkasnya./ Taufik.Safira.

Recommended For You

Avatar

About the Author: metro indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *